JAKARTA – Terkenal akan kemacetannya, gedung-gedung perkantoran dan mall. Rasanya begitu penat, stress, sibuk, semrawut! Nah, akhir Juli kemarin (tepatnya tanggal 31) mumpung sedang liburan Idul Fitri, kami memutuskan untuk pergi ke Taman Bunga Nusantara. Menyingkir sebentar dari perkotaan, dan menikmati indahnya hamparan bunga.

Kenapa Taman Bunga Nusantara? Berikut 3 alasannya:
1. Lokasi Strategis
Alamat lengkapnya: Jalan Mariwati KM 7, Desa Kawungluwuk, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat. Siapa juga yang hafal alamat selengkap itu? Jadi biasa kalo ditanya orang, jawabnya pasti “arah puncak lewatin puncak pass lurus terus”. Bagi yang tinggal di Jakarta biasanya sering bolak-balik Puncak untuk liburan; tidak ada salahnya sesekali ke sini. Di website Taman Bunga Nusantara, ditulis perjalanan weekend dari Jakarta ke Taman Bunga Nusantara memakan waktu sekitar 3 jam.
Mungkin iya 3 jam, kalau weekend biasa. Ketika kita pergi itu hitungannya weekend luar biasa, karena sedang liburan Idul Fitri. Di website resmi tersebut juga dikasih tips agar keluar tol JAGORAWI maksimal jam 8 pagi, karena kita saya bandel dan malas jadilah kita jam 8 pagi baru berangkat dari Jakarta. ~_~
Alhasil, perjalanannya menempuh waktu sekitar 5 jam. Yap, nyampenya pukul 1 pas jam makan siang. Jalan yang kita lalui pun bukan jalan tol biasa, mengikuti arahan dari waze kita melewati perkampungan. Keluar tolnya di Sentul arah ke Jungle Land, tapi lurus terus lewatin hutan. dan 2 kali mobilnya ga bisa nanjak ampe harus didorong warga sekitar. damn!
Berharapnya sih hitungan waze bener, jadi kalo kita ngantri di tol biasa mungkin nyampenya bisa lebih siang. Tapi kalo pun nanti kita ke sini lagi, mending jalan tol biasa dhe. Belajar juga jangan malas bangun pagi, dan… bawa makan sendiri. Karena makanan di area Taman Bunga Nusantara tidak enak dan mahal. Makanan dari luar pun tidak dilarang, yang penting jaga kebersihan aja.
2. Harga Terjangkau
Saat kami pergi tiket masuknya 40.000 (empat puluh ribu) rupiah per orang sudah termasuk tiket Dotto Trains atau Garden Tram. Bedanya apa? Lupa juga, haha. Kalau tidak salah, hanya beda jalur dan jam keberangkatan. Waktu itu kita daftarnya yang Garden Tram untuk pukul 2 siang, jadi sempat ngemil dan istirahat sebentar dulu menenangkan diri setelah melalui perjalanan yang mengenaskan.
Enaknya memang kita memilih paket Dotto Trains/Garden Tram ini, karena selain dijelaskan mengenai taman-taman yang ada, kita juga jadi bisa memutuskan mau ke taman mana dulu yang dikunjungi beserta rutenya.
3. Taraf Internasional
Harus diakui, Taman Bunga Nusantara ini bertaraf internasional. Bunganya ditata rapi, dan karena memang siklus hidup bunga tidak terlalu lama, jadi dapat dipastikan bunga-bunga yang ada di sini berganti terus. Taman-taman di sini juga beraneka ragam: Taman Jepang, Taman Perancis, Rumah Kaca, Taman Mawar, Taman Air, Clock Garden (yang katanya dibuat oleh orang jepang), Labyrinth, Taman Mediterania, Taman Palem, Taman Bali, Taman Amerika.








Khusus Rumah Kaca harus bayar lagi tiket masuk sebesar 2.000 (dua ribu) rupiah per orang. Setelah puas, kita lanjut ke Taman Jepang:





Karena kita belum makan siang, kita mencari makan siang…yang ternyata menu-menunya tidak menggugah selera. Kita memesan siomay, dan rasanya siomay itu belum matang. Begitu masuk mulut langsung hancur kayak bubur, jadinya kita memesan pop mie seharga 10.000 (sepuluh ribu) rupiah per cup.
Lanjut ke:


Ternyata di dalam Saung Dahlia ini ada makanan yang lumayan menarik: nasi putih, sop buntut, tempe orek, kentang goreng; dengan harga yang termasuk mahal tentunya. Makanannya lupa difoto, dan kita juga tidak mencoba makanannya. Karena sudah agak kenyang dengan pop mie, dan karena harganya galak.


Di deket Air Mancur Musikal ada Obersvation Tower (Menara Pandang), naiklah sampai puncak untuk mendapatkan view (pandang) yang gagah:



Hari mulai sore, mengingat tempat ini tutup jam 5-6 maka kita percepat langkah melewati sambil menikmati dan foto-foto juga tentunya:











Pas jam 6 sore kita pulang, dan macet!! Kena one way arah Puncak, sekitar jam 7-8 baru dibuka one way turun. Karena kelaparan kami singgah makan malam dulu di Saung Kuring, itu sudah sekitar jam 9 malam. Demikian field report kita kali ini, semoga berkesan.